Majelis Ta’lim “AINUR RIDHA” ini adalah
merupakan salah satu majelis yang sangat tua, yang dulunya terletak di Desa
Jatuh dan sekarang berubah tempat ke Desa Kambat Utara Kecamatan Pandawan
Kabupaten Hulu Sungai Tengah Barabai. Diperkirakan berdirinya Majelis Ta’lim
ini didirikan pada pertengahan Abad ke 17, Majelis Ta’lim ini diberi nama
“AINUR RIDHA”
Menurut
data yang tercatat, tanah atau tempat berdirinya Majelis Ta’lim “AINUR RIDHA”
dan masjid Jatuh Al – A’La ini adalah tanah yang diwakafkan oleh Penghulu Muda
Yudha Lelana, dan beliaulah orang yang pertama kali dalam membina Majelis
Ta’lim dan Masjid Al – A’La, beliau juga dikenal sebagai pimpinan pasukan Baratib
( Baratib maksudnya adalah pasukan rakyat yang selalu berdzikir menyebut nama
ALLAH, bersiasat pada saat bertempur ) yang mengadakan perlawanan bersenjata
terhadap penjajah di zaman kolonial Belanda, pada sat itu Majelis Ta’lim dan
Masjid Al – A’La berfungsi sebagai markas Pasukan Baratib guna mengatur siasat
pertempuran melawan pasukan Belanda yang dipimpin oleh Kapiten Van der Heide.
Setelah
beliau meninggal dunia (Abad Ke 19) pembinaan Majelis Ta’lim ini diteruskan
oleh kedua putera beliau, yaitu H.Abdurrahman dan Abu Hamid (Buamid), Kemudian
sekitar tahun 1290 H ( ±1874 M ) majelis ini menyebar luas keberbagai pelosok
yang dipimpin oleh H.Muhammad Yusuf (meninggal ±1900) beliau ini mendapatizin
dari Riseden Pemerintah Belanda untuk menyebarkan / menyiarkan agama Islam di
benua kita ini. Izin pembinaan majelis ini semakin berkembang lagi setelah
beliau meninggal tahun 1935 M / 1354 H dan kemudian diprakarsai lebih lanjut
oleh putera – putera beliau seperti H.Dahlan, H.Hasan Baseri ( meninggal dunia
pada awal Nopember tahun 1965 M, kemudian diteruskan lagi oleh anak – anak
beliau H.Afandi Hasan (meninggal pada hari Jum’at tanggal 22 Maret 1991) dan
diteruskan sampai sekarang oleh anak beliau yaitu M.Rafi Afandi yang juga
keluarga besar dari H.Muhammad Yusuf dibantu oleh masyarakat sekitar Desa
Kambat Utara dan Desa Jatuh.
Suatu anggapan masyarakat yang telah berkembang
lama dan luas menyatakan Majelis Ta’lim ini merupakan majelis yang mempunyai
nilai nilai historis dan leluhur dalam membangun serta mengembangkan agama
Islam di daerah ini, ditambah lagi dengan masih tersimpannya beberapa
peninggalan kuno berupa dua lembar panji – panji ( dua lembar bendera/kain
berwarna kuning yang berbentuk segitiga dengan ukuran panjang 175 cm dan tinggi
90 cm yang membentuk sudut 90 derajat), dan sebuah Al – Qur’an yang ditulis
dengan tulisan tangan diperkirakan berumur 300 tahun lebih menurut salah seorang
arkeolog, dan sampai sekarang kedua peninggalan tersebut masih tersimpan dengan
baik di Desa Jatuh di rumah Sdra.Jakfar Saddiq.